GERAK.ID – Pernahkah kamu merasa otak seperti kosong setelah seharian scrolling media sosial, nonton video pendek tanpa henti, atau binge-watching serial favorit? Jika iya, mungkin tanpa sadar kamu mengalami yang namanya brain rot.
Dirangkum berbagai sumber, Brain rot adalah istilah populer yang belakangan sering muncul untuk menggambarkan kondisi ketika otak terasa “mati rasa” akibat kebiasaan menikmati hiburan instan secara berlebihan.
Walaupun terdengar sepele, efeknya cukup nyata: pikiran jadi sulit fokus, motivasi turun drastis, dan semangat untuk melakukan aktivitas produktif pun perlahan menghilang.
Fenomena ini semakin umum terjadi di era digital, saat akses ke hiburan serba cepat bisa didapat hanya dengan satu sentuhan jari.
Otak manusia, yang sejatinya butuh tantangan dan pemikiran mendalam untuk berkembang, akhirnya menjadi terbiasa menerima rangsangan-rangsangan instan yang tidak membutuhkan banyak usaha.
Akibatnya, ketika dihadapkan pada tugas-tugas yang menuntut konsentrasi lebih, kita lebih mudah merasa bosan, frustasi, bahkan kelelahan mental.
Mungkin kamu pernah mengalami momen ketika tugas penting menumpuk, tapi rasanya otakmu malah menolak bekerja.
Sebaliknya, membuka aplikasi hiburan terasa jauh lebih mudah dan menggoda. Awalnya mungkin kamu berniat hanya “istirahat sebentar”, namun tanpa sadar berjam-jam habis begitu saja.
Setelahnya, bukan hanya waktu yang hilang, tetapi juga energi mental yang terkuras.
Tidak semua waktu santai itu buruk, tentu saja. Tapi ketika santai berubah menjadi kebiasaan pasif yang terus-menerus, otak kita mulai kehilangan kemampuannya untuk bertahan dalam aktivitas yang lebih bermakna.
Inilah kenapa brain rot dianggap sebagai “kelelahan tersembunyi” di tengah era serba cepat ini.
Untungnya, kondisi ini bisa dikendalikan. Salah satu caranya adalah dengan mulai membatasi paparan hiburan instan.
Memberi jeda sejenak untuk aktivitas tanpa layar, seperti berjalan kaki, membaca buku, atau sekadar duduk menikmati suasana sekitar tanpa distraksi, dapat membantu otak beristirahat dengan lebih sehat.
Mengatur ulang prioritas, memilih konten yang lebih berkualitas, dan membangun rutinitas sederhana untuk melatih konsentrasi juga menjadi langkah kecil namun berarti untuk menghidupkan kembali ketajaman pikiran.
Tidak ada yang salah dengan menikmati hiburan. Tapi ada baiknya kita tetap peka terhadap tanda-tanda kecil ketika santai mulai berubah menjadi kelelahan mental.
Menjaga keseimbangan antara hiburan dan aktivitas yang merangsang pikiran adalah kunci agar otak kita tetap segar, kreatif, dan bersemangat menghadapi hari-hari ke depan.
Leave a Reply
View Comments