GERAK.ID – Suasana pengerjaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 di Desa Tonala, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, mendadak berubah jadi riuh pada Senin (27/10/2025).
Namun kali ini bukan karena kendala di lapangan, melainkan karena datangnya rombongan ibu-ibu desa yang membawa kejutan manis untuk para prajurit.
Dengan langkah mantap, kelompok emak-emak itu datang sambil menenteng rantang, baskom besar, dan panci berisi lauk pauk.
Mereka memakai pakaian sederhana, sebagian berkerudung, sebagian lagi mengenakan caping khas petani.
Suasana yang sebelumnya dipenuhi suara mesin molen dan ketukan batu, seketika berubah menjadi semerbak aroma masakan rumah.
Di tengah debu proyek rabat beton, wangi ikan bakar dan sambal rica menyebar menggoda. Senyum para prajurit pun tak tertahan, menyambut hangat kedatangan tamu istimewa itu.
“Biar bapak-bapak tentara nggak cuma kuat angkat semen, tapi juga kuat makan,” canda Ithen Napi, salah satu warga yang datang bersama ibu-ibu lainnya.
Tanpa perlu arahan, para ibu itu langsung mengubah halaman rumah warga menjadi tempat makan siang bersama. Piring-piring tertata, nasi panas mengepul, dan suasana kerja pun berganti jadi momen penuh tawa serta keakraban.
Menurut Ithen, aksi “geruduk” tersebut muncul dari rasa tulus masyarakat yang ingin membalas kebaikan para prajurit.
“Sudah dibikinkan jalan, masa kami diam saja. Ya kami balas dengan apa yang kami punya makanan dan doa,” ujarnya sambil mengatur piring.
Bagi warga Tonala, kehadiran Satgas TMMD bukan hanya tentang pembangunan infrastruktur, tetapi juga tentang sentuhan kemanusiaan.
Setiap gotong royong meninggalkan kisah yang mempertemukan peluh prajurit dengan rasa syukur masyarakat.
Dansatgas TMMD ke-126, Letkol Arh Roman Laksana Yudha, tak bisa menyembunyikan rasa harunya melihat kejutan sederhana dari warga tersebut.
“Ini bukti nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat. Kami bekerja dengan hati, dan warga membalasnya dengan cinta,” ujarnya.
Sore itu, tawa, sapaan, dan doa menutup hari dengan suasana hangat. Di Tonala, loreng dan warga tak lagi dipisahkan oleh peran, melainkan disatukan oleh rasa saling peduli dan kebersamaan yang tumbuh di tanah yang mereka bangun bersama.













Leave a Reply
View Comments