GERAK.ID – Banyak orang memulai diet dengan semangat tinggi, tapi akhirnya menyerah di tengah jalan atau tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.
Salah satu penyebabnya adalah kesalahan-kesalahan kecil yang terlihat sepele, tapi berdampak besar dalam jangka panjang.
Salah satu kesalahan paling umum adalah terlalu fokus pada angka di timbangan. Padahal, berat badan bukan satu-satunya indikator keberhasilan diet.
Ada banyak faktor lain seperti komposisi tubuh, energi harian, hingga kualitas tidur yang lebih penting dari sekadar angka.
Kesalahan berikutnya adalah membatasi makanan secara ekstrem. Menghindari karbohidrat atau lemak sama sekali bisa membuat tubuh kehilangan nutrisi penting.
Tubuh justru memerlukan keseimbangan antara protein, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks untuk berfungsi optimal.
Banyak orang juga tergoda mencoba diet instan yang sedang tren. Entah itu hanya minum jus, makan satu jenis makanan saja, atau puasa ekstrem. Pola seperti ini mungkin memberi hasil cepat, tapi sering kali tidak berkelanjutan dan bisa merusak metabolisme tubuh.
Mengabaikan sinyal lapar dan kenyang juga termasuk kesalahan serius. Diet bukan tentang menahan lapar terus-menerus, tapi belajar mengenal sinyal tubuh. Makan saat lapar, berhenti saat cukup—ini kunci sederhana yang sering terlupakan.
Minum terlalu sedikit air adalah kesalahan lain yang sering terjadi. Banyak orang fokus pada apa yang dimakan, tapi lupa pentingnya hidrasi. Padahal, air membantu proses metabolisme dan mengurangi rasa lapar palsu.
Terakhir, terlalu keras pada diri sendiri justru membuat proses diet terasa menyiksa. Menyalahkan diri ketika gagal, atau merasa bersalah saat makan sedikit lebih banyak, bisa memicu stres. Dan stres adalah salah satu musuh utama dalam proses penurunan berat badan.
Diet yang baik bukan tentang menyiksa, tapi tentang mengenali tubuh dan membentuk kebiasaan sehat secara perlahan.
Hasil yang bertahan lama selalu datang dari proses yang konsisten, bukan dari perubahan drastis dalam waktu singkat.