GERAK.ID – Desa Tonala di Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, kini menjadi simbol nyata persaudaraan antara rakyat dan prajurit.
Di balik hiruk-pikuk pembangunan, tersimpan kisah kemanusiaan tentang kerja keras, pengabdian, dan kebersamaan yang tumbuh dari tanah desa ini.
Kabut pagi masih menggantung di perbukitan saat suara mesin molen dan ketukan batu mulai terdengar di setiap sudut Tonala.
Di tengah kesibukan itu, prajurit TNI dari Satgas TMMD ke-126 Kodim 1315/Kabupaten Gorontalo bersama masyarakat setempat bahu-membahu menata adukan semen.
Tidak ada perintah keras, tak ada sekat antara loreng dan rakyat. Yang tersisa hanyalah semangat gotong royong yang hidup dalam tawa dan keringat.
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ini bukan sekadar pekerjaan membangun jalan, tetapi juga membangun rasa percaya, kepedulian, dan cinta terhadap tanah air.
Kini, rabat beton yang membentang di Desa Tonala menjadi bukti nyata. Jalan itu bukan sekadar akses transportasi, melainkan urat nadi harapan bagi anak-anak yang menempuh perjalanan panjang ke sekolah, bagi para petani yang mengangkut hasil panen, dan bagi ibu-ibu yang ingin lebih mudah menjangkau puskesmas.
Dandim 1315/Kabupaten Gorontalo sekaligus Dansatgas TMMD ke-126, Letkol Arh Roman Laksana Yudha menegaskan, bahwa nilai utama dari pembangunan bukan hanya terletak pada hasil fisik semata.
“TMMD bukan tentang seberapa panjang jalan yang dibangun, tapi seberapa dalam makna kebersamaan yang ditinggalkan,” katanya.
Pernyataan itu benar-benar terwujud di lapangan. Para prajurit tak sekadar datang membangun, tapi juga tinggal bersama warga.
Mereka makan di rumah penduduk, tidur di balai desa, menanam pohon, hingga mengajar anak-anak membaca di sela waktu senggang.
Setiap kegiatan menyimpan kisah kecil yang menggambarkan betapa dekatnya TNI dengan rakyat.
Di salah satu rumah sederhana, beberapa anak terlihat tekun belajar di bawah bimbingan Serka Laode Kalawara. Dengan papan tulis seadanya, ia membantu mereka mengenal huruf dan menulis kalimat sederhana.
“Anak-anak ini masa depan Tonala. Kalau jalan sudah bagus, tapi mereka tidak bisa membaca, apa artinya pembangunan itu?” katanya dengan senyum tulus.
Bagi masyarakat, kehadiran TNI dalam program ini lebih dari sekadar membantu pembangunan fisik. Mereka datang membawa semangat baru.
“Dulu kami tidak pernah menyangka jalan ke ladang bisa semulus ini,” ungkap Sumarno Antule, Kepala Desa Tonala.
Namun, bagi warga Tonala, yang paling membekas bukan hanya jalan yang mulus, melainkan keramahan dan rasa kekeluargaan para prajurit.
Selain bekerja membangun infrastruktur, mereka juga aktif memberi penyuluhan tentang wawasan kebangsaan, teknik pertanian, hingga kebersihan lingkungan.
Apa yang lahir di Tonala bukan sekadar jalan beton, melainkan jalan hati yang mempertemukan rakyat dan tentara dalam satu tekad: membangun negeri dari desa.













Leave a Reply
View Comments